SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA
Pimpinan perusahaan percaya bahwa seleksi dengan
menggunakan tes psikologi akan memmperlakukan para calon yang disarankan dengan
baik, dapat berkembang dengan baik dalam bekerja.
Pengertian
Seleksi : Seleksi tenaga kerja adalah suatu
proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon
yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran
adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar.
Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan
dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya
adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis,
wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
Sasarannya : membuat suatu rekomendasi untuk menolak atau menerima calon
tenga kerja berdasarkan suatu dugaan tentang potensi-potensi dari calon tenaga
kerja untuk berhasil dalam bekerja.
Tugasnya : mengevaluasi sebanyak mungkin kandidat untuk menyaring dan
memilih seseorang atau beberapa orang yang paling memenuhi syarat kerja.
Strategi
seleksi
Campbell, Dunnette, Lawler, Weick (1970) memperkenalkan metode pngumpulan
dan pengoalahan data secara mekanikal dan klinikal. Mekanikal ; data dikumpulkan berdasarkan pedoman, prosedur yang
sudah ditetapkan. Biasanya dilaksanakan sesuai dengan perhitungan statistik.
Misalnya penentuan alat ukur/alat tes yang telah distandarisasikan. Klinikal ; data dikumpulkan dengan cara
yang lentur, tergantung pada orang yang mengumpulkan data. Biasanya dengan
memperhatikan pola perilaku khusus yang disesuaikan tuntuttan pekerjaan.
Misalnya seorang assesor bisa saja mempunyai penilaian yang berbeda dengan
assesor lainnya terhadap seorang kandidiat, atau orang yang dievaluasi.
Uraian dari strategi
mekanikal dan klinikal
Interpretasi profil : data dikumpulkan secara mekanikal dan diolah secara
klinikal. Hanya dengan menafsirkan profil dari skor-skor alat tes. Misalnya
hasil tes kepribadian menunjukkan kebutuhan berprestasi yang tinggi maka
ditafsirkan sebagai karyawan yang mempunyai keinginan yang kuat untuk mencapai
suatu pretasi kerja.
Statistikal murni : data dikumpulkan dan diolah secara mekanikal. Skor dari
berbagai hasil tes digambarkan dalam suatu persamaan regresi ganda, untuk
meramalkan prestasi kerja.
Klinikal murni : pengumpulan dan pengolahan data dilakukan secara klinikal.
Didasarkan pada permalan yang didapatkan melalui wawancara dan observasi
perilaku.
Pemeringkatan perilaku : pengumpulan secara klinikal dan diolah secara
mekanikal. Data didapatkan melalui obeservasi dan wawancara kemudian dibuat
rating nilainya berdasarkan kualifikasi yang didapatkan melalui wawancara atau
observasi.
Gabungan klinikal : pengumpulan data dilakukan secara mekanikal dan klinikal
dan diolah secara klinikal. Merupakan strategi yang sering digunakan. Hasil
wawancara, observasi dan skor-skor tes dipadukan secara klinikal untuk
meramalkan perilaku.
Gabungan Mekanikal : data dikumpulkan secar mekanikal dan klinikal data
diolah secara mekanikal. Berusaha untuk mendapatkan persamaan regresi antara
data mekanikal dan data klinikal.
Peranan tes
psikologi dan wawancara dalam proses seleksi
Di Indonesia proses penerimaan tenaga kerja berlangsung dalam dua tahapan ;
Tahap pencarian calon tenaga
kerja
Mengusahakan agar jumlah kandidat terkumpul cukup banyak sehingga proses
seleksi dapat dilakukan dengan baik. Dengan cara : iklan di media
cetak/elektronik, pendekatan langsung, melalui rekomendasi, pencari kerja
melamar sendiri ke perusahaan-perusahaan.
Tahap seleksi tenaga kerja
1. seleksi lamaran : mempertimbangkan suatu lamaran untuk bisa mengikuti
tahap seleksi berikutnya atau tidak. Biasanya dengan melihat syarat tertentu ;
pendidikan, pengalaman, karakterfisik, atau cukup banyak juga dengan di
dasarkan IPK
2. wawancara awal : berisi mengenai kesediaan kandidat ketika dihadapkan
pad kondisi kerjanya, dan evaluasi persayaratan kerja yang ada pada kandidat.
3. ujian, psikotes tertulis dan psikotes wawancara : kandidat menjalani tes
tentang pengetahuan dan keterampilan, mengikuti tes yang menggali aspek
psikologis kandidat baik secara tertulis atau secara lisan.
4. penilaian akhir : melakukan evaluasi terhadap hasil serangkaian tes dan
wawancara untuk menentukan apakah kandidat diterima atau ditolak. Yang juga
ditindak lanjuti dengan memperhatikan hasil tes kesehatan.
5. Pemberitahuan dan wawancara akhir : kandidat yang diterima dipanggil
untuk mengikuti wawancara akhir untuk diterangkan mengenai berbagai kebijakan
perusahaan, seperti misalnya masalah gaji.
6. penerimaan : kandidat menerima surat keputusan tentang diterimanya
kandidat untuk menjadi bagian dari perusahaan.
Model
keabsahan metode seleksi
Tradisional
terdiri dari beberapa
langkah yaitu :
pertama Analisis pekerjaan yang meliputi data-data
tentang sasaran pekerjaan, tugas-tugas yang harus dijalankan, cara-cara yang
digunakan dalam bekerja, bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam bekerja.Yang
kedua Adalah penentuan alat prediksi beserta alat
ukurnya ; meliputi tindak lanjut atas data-data analisis pekerjaan dengan
menentukan ciri-ciri yang diperlukan agar karyawan berhasil dalam bekerja
(prediktor) dan menentukan alat ukur yang akurat untuk menggali aspek kemampuan
yang dimiliki karyawan (kriterion).
Ketiga Menentukan kriteria keberhasilan dan alat ukurnya
yang meliputi mentapkan seperangkat kriteria yang menandakan bahwa karyawan
tersebut berhasil menjalani pekerjaannya yang dilihat dari segi perilaku yang
diharapkan dan juga hasil kerjanya.
Keempat Keabsahan peramalan
yang meliputi tentang keakuratan dari prediktor yang ditentukan dengan melihat
arah hubungan antara prediktor dengan kriterionnya.
Kelima Adalah keabsahan silang yang meliputi meyakinkan keakuratan prediksi dari
alat ukur.
Keenam Adalah rekomendasi untuk seleksi yang meliputi
penentuan skor minimum atau kombinasi skor minimum untuk dijadikan sebagai
pedoman untuk menyeleksi.
Alat ukur
psikologis sebagai prediktor
Jika suatu analisa pekerjaan sudag menentukan kualifikasi suatu pekerjaan
maka yang perlu dilakukan adalah menentukan alat tes yang dapat mengukur
kualifikasi yang ada yang dalam hal dijadikan sebagai prediktor. Peramalan ini
bisa didasarkan pada skor hasil ujian dan tes, hasil wawancara dan hasil
observasi. Biasanya prediktor tersebut berisi tentang kecakapan intelektual,
keterampilan merencanakan pekerjaan dan keterampilan untuk mengkomunikasikan
ide dan pengalaman.
Alat psikotes dapat digolongkan dalam :
1. tes kecakapan : intelektual (IQ), pemahaman ruang dan mekanik, ketepatan
persepsi (TKD, IST, CFIT, SPM, FRT)
2. tes kepribadian objektif : mengungkap kepribadian melalui stimulus yang
terstrukutur, yang terdapat dalam tes ciri kepribadian dan kejujuran minat
(EPPS, Papikostik, DISC, RMIB, KUDER)
3. tes kepribadian proyektif : mengungkap kepribadian melalui stimulus yang
ambigu misalnya Wartegg tes, DAP, BAUM atau HTP.
4. tes situasional : mengungkap perilaku yang khas jika dihubungkan dengan
variabel lingkungan. Misal FGD, LGD, In-Basket test, Business Game.
5. tes sikap kerja : mengungkap sikap kerja dalam kondisi kerja buatan (tes
Kraepelin dan tes Pauli)
Hasil tes
sebagai kriterion keberhasilan
Akurasi peramalan yaitu adanya korelasi antara skor-skor prediktor dan
skor-skor dari kriteria keberhasilan. Semakin tinggi IQ diprediksikan akan
mencapai keberhasilan yang memuaskan. Semakin rendah IQ diprediksikan akan
semakin mengalami hambatan untuk mencapai keberhasilan. Sehingga yang tinggi
diterima karena sesuai kriteria dan yang rendah tidak diterima karena tidak dengan
sesuai kriteria.
Kriteria keberhasilan :
Dimensi waktu
1. kriteria langsung yaitu diperoleh bersamaan dengan diperolehnya skor
prediktor
2. kriteria antara yaitu diperoleh tidak lama setelah skor prediktor
diperoleh
3. kriteria pokok yaitu diperoleh lama setelah skor prediktor diperoleh
Dimensi derajat abstraksi
1. kriteria pokok yaitu paling abstrak dan susah diukur.
2. kriteria konseptual yaitu merupakan kriteria yang paling kongkrit
3. skor kriteria merupakan ukuran-ukuran atau skor-skor yang berhubungsn
dengan perilaku yang menjadi kriteria.
Assessment
Centre
AC merupakan prosedur yang komprehensif dan baku dimana banyak
teknik-teknik pemeriksaan yang digunakan yang dikombinasikan untuk menilai
orang dalam berbagai tujuan.
Tujuannya
1. memilih karyawan untuk dipromosikan kedalam jajaran manajerial
2. mengindentifikasi karyawan yang memiliki potensi manajerial sejak awal
karirnya
3. menempatkan karyawan pada posisi yang sesuai dengan bakatnya.
4. membantu karyawan untuk mengidentifikasi kemampuannya dan kemudian
mengembangkannya.
Prosesnya
1. mengidentifikasi kompetensi pekerjaan manajerial
2. mengembangkan assessment tools
3. menetapkan assesses atau calon manajer
4. menetapkan assessor
5. melaksanakan assessment
6. membuat laporan
7. memberi umpan balik
Beberapa metode assessment centre
1. inbasket exercices
2. LGD dan Role Play
3. Bussiness Game
Proses seleksi
pada dasarnya merupakan usaha yang sistematis yang dilakukan guna lebih
menjamin bahwa mereka yang diterima adalah yang dianggap paling cepat, baik
dengan kriteria yang telah ditetapkan ataupun jumlah yang dibutuhkan
• Tes bakat dan kemampuan
• Tes kesehatan, dan
• Wawancara
• Tes bakat dan kemampuan
• Tes kesehatan, dan
• Wawancara
Dale Timpe
(1989), menegaskan bahwasannya cirri-cir pegawai yang produktif adalah :
1. Cerdas dan dapat belajar dengan relatif lebih cepat.
2. Kompeten secara professional.
3. Kreatif dan inovatif.
4. Memahami pekerjaan.
5. Belajar dengan ‘cerdik’, menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet dalam pekerjaan.
6. Selalu mencari perbaikan-perbaikan.
7. Dianggap bernilai oleh atasannya.
8. Selalu meningkatkan diri.
Hasil test seorang calon karyawan dikatakan valid, bila skornya tinggi dan kenyataan dilapangan memang sesuai. Metode seleksi mungkin saja dapat dipercaya tetapi tidak valid, namun metode seleksi yang tidak dapat dipercaya tentu saja tidak akan valid.
Beberapa instrument yang dapat digunakan dalam seleksi, yaitu :
• Surat-surat rekomendasi
• Surat lamaran
• Tes kemampuan (Test Potensi Akademik : TPA)
• Tes kepribadian
• Tes psikologi
• Wawancara
• Assessment center
• Drug test
• Honesty test
• Handwriting analysis
1. Cerdas dan dapat belajar dengan relatif lebih cepat.
2. Kompeten secara professional.
3. Kreatif dan inovatif.
4. Memahami pekerjaan.
5. Belajar dengan ‘cerdik’, menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet dalam pekerjaan.
6. Selalu mencari perbaikan-perbaikan.
7. Dianggap bernilai oleh atasannya.
8. Selalu meningkatkan diri.
Hasil test seorang calon karyawan dikatakan valid, bila skornya tinggi dan kenyataan dilapangan memang sesuai. Metode seleksi mungkin saja dapat dipercaya tetapi tidak valid, namun metode seleksi yang tidak dapat dipercaya tentu saja tidak akan valid.
Beberapa instrument yang dapat digunakan dalam seleksi, yaitu :
• Surat-surat rekomendasi
• Surat lamaran
• Tes kemampuan (Test Potensi Akademik : TPA)
• Tes kepribadian
• Tes psikologi
• Wawancara
• Assessment center
• Drug test
• Honesty test
• Handwriting analysis
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p:
Posting Komentar