Manajemen Modal Kerja
Modal kerja adalah merupakan investasi perusahaan pada berbagai aktiva
jangka pendek. Manajemen modal kerja pada umumnya mencakup proporsi yang lebih
besar dari total aset perusahaan. Bab ini akan menitikberatkan pada prinsip dan
teknik untuk pengendalian efektif penggunaan modal kerja secara keseluruhan.
Dalam pembahasan tentang manajemen kas akan dijelaskan alasan dan teknik
manajemen kas yang baik.
I.
Manajemen
modal kerja sangat penting karena alasan berikut ini :
A. Sebagian besar proporsi waktu manajer finansiil adalah
dialokasikan untuk manajemen modal kerja.
B. Lebih dari lima puluh persen dari total aset umumnya
diinvestasikan pada aktiva lancar.
C. Hubungan antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan
investasi pada aktiva lancar adalah sangat erat dan langsung. Sebagai contoh,
jika rata-rata periode pengumpulan piutang adalah 30 hari dan penjualan kredit
per hari Rp4.000.000,- itu berarti investasi pada piutang sebesar
Rp120.000.000,-. Jika penjualan kredit meningkat menjadi Rp6.000.000,- per hari
maka investasi dalam piutang meningkat menjadi sebesar Rp180.000.000,-.
D. Untuk perusahaan kecil, manajemen modal kerja menjadi
sangat penting.
1. Investasi pada aktiva tetap dapat dikurangi dengan cara
menyewa atau leasing, tetapi investasi aktiva lancar terutama pada piutang dan
persediaan tidak dapat dihindarkan.
2. Karena keterbatasan akses perusahaan kecil dalam pasar
modal, maka mereka hanya menyandarkan diri pada utang jangka pendek, sehingga
meningkatnya utang jangka pendek menyebabkan modal kerja neto menurun.
II. Terdapat dua hal dalam kaitannya dengan manajemen modal
kerja yang mempengaruhi risiko dan rate of return :
A. Tingkat
investasi aktiva lancar :
1. Untuk
tingkat produksi dan penjualan yang tertentu (given), tingkat aktiva lancar
yang tinggi akan mengurangi tingkat risiko tetapi sekaligus juga akan
menurunkan return on asset secara keseluruhan.
2. Penjualan
yang diharapkan berpengaruh baik pada aktiva lancar maupun aktiva tetap, tetapi
hanya tingkat aktiva lancar saja yang dapat disesuaikan dengan fluktuasi
penjualan tersebut dalam jangka pendek.
3. Alternatif
kebijakan aktiva lancar :
A. Kebijakan yang bersifat konservatif, dengan
mempertahankan tingkat aktiva lancar yang tinggi tetapi return on asset akan
rendah.
B. Kebijakan yang bersifat moderat, akan mempertahankan
tingkat aktiva lancar rata-rata.
C. Kebijakan yang bersifat agresif, dengan cara
mempertahankan aktiva lancar pada tingkat yang rendah. Penjualan mungkin akan
berkurang tetapi return on asset akan meningkat.
B. Pemenuhan kebutuhan dan untuk modal kerja :
1. Sejalan dengan peningkatan penjualan, pembiayaan
diperlukan untuk memperoleh aktiva baru. Adanya peningkatan penjualan yang
terus menerus selama periode tertentu mengakibatkan kenaikan aktiva lancar yang
permanen.
2. Aktiva permanen baik itu aktiva tetap maupun unsur aktiva
lancar harus dibiayai dengan sumber dana jangka panjang. Sedangkan fluktuasi
aktiva atau kenaikan aktiva yang bersifat temporal, dapat dibiayai dengan
sumber dana jangka pendek.
Sedangkan kebutuhan pembiayaan aset yang berfluktuasi
atau yang sifatnya temporal dapat dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek.
3. Kebijakan pemenuhan kebutuhan modal kerja sejalan dengan
kebijakan aktiva lancar, terdapat tiga pendekatan dalam pemenuhan kebutuhan
modal kerja : (a) pendekatan konservatif, (b) pendekatan moderat dan (c)
pendekatan agresif. Untuk menganalisa keputusan dalam modal kerja diperlukan
pemahaman tentang hubungan antara biaya relatif dan risiko dari pemenuhan
kebutuhan dana jangka pendek dan jangka panjang.
Analisis terhadap sumber dan penggunaan modal kerja
sangat penting, karena erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari-hari
serta menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur
terutama kreditur jangka pendek
Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan beroperasi
dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau
menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau
kekacauan keuangan.
Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang
tidak produktif, akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, karena adanya
kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Ketidak cukupan
maupun mis-management dalam modal, modal kerja merupakan sebab utama
kegagalan suatu perusahaan.
Tiga Konsep /Definisi Modal Kerja
1.
Konsep Kuantitatif
Menitikberatkan
kepada kuantitas yang diperlukan untuk, mencukupi kebutuhan perusahaan dalam
membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund)
yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek
Dalam konsep ini menganggap
bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva
lancar (gross working
capital)
Konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal
kerja
Apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik,
hutang jangka penjang maupun jangka pendek
Modal kerja
yang besar tidak mencerminkan margin of safety pada kreditur jangka
pendek yangbesar juga.
Modal kerja yang besar tidak menjamin kelangsungan
operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang
bersangkutan.
2.
Konsep
Kualitas
Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal
kerja.
Pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva
lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital),
yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun
dari para pemilik perusahaan.
Definisi ini bersifat kualitatif, karena:
Menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih
besar daripada hutang lancarnya (hutang jangka pendek)
Menunjukkan
pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur
jangka pendek,
Menunjukkan jaminan kelangsungan operasi di masa
mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka
pendek dengan jaminan aktiva lancarnya
Perbedaan konsep modal kerja kuantitatif dan kualitatif
Secara kualitatif modal kerja tahun 2006 lebih baik.
3.
Konsep Fungsional
Konsep
ini menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan
pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
Pada
dasarnya seluruh dana perusahaan akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai
dengan usaha pokok perusahaan tetapi tidak semua dana digunakan
untukmenghasilkan laba periode ini (current income). Sebagian dana akan
digunakan untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang, misalnya bangunan,
mesin, pabrik, alat kantor dan aktiva tetap lainnya.
Dari
aktiva tetap tersebut yang menjadi bagian dari modal kerja tahun ini : sebesar
penyusutan (depresiasi) aktiva-aktiva tersebut untuk tahun ini.
Tidak
seluruh aktiva lancar merupakan unsur modal kerja.
Misalnya
Piutang dagang yang timbul dari penjualan barang secara kredit.
Dalam
piutang tersebut terdiri dari dua nusur, yaitu harga pokok barabg yang dijual
dan laba penjualan barang tersebut.
Harga
pokok dari barang yang dijual merupakan unsur modal kerja
Keuntungan
merupakan modal kerja yang potensiil
Pentingnya modal kerja
- Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena
turunnya nilai dari aktiva lancar
- Memungkinkan untuk dapat membayar semua
kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
- Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin
besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya
atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi
- Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup untuk melayani pada konsumennya
- Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat
kredit yang lebih menguntungkan kepada para langgannya
- Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi
dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun
jasa yang dibutuhkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan modal
kerja
1. Periode perputaran/terikatnya modal kerja
Jangka
waktu modal kerja dimulai sejak uang kas ditanamkan dalam komponen-komponen
modal kerja sampai dana tersebut kembali jadi uang kas, meliputi:
- Jangka waktu kredit pembelian bahan mentah dan bahan
pembantu
- Lamanya
bahan mentah disimpan di gudang
Tingkat
perputaran persediaan: Semakin tinggi semakin rendah modal kerja
- Lamanya proses produksi
- Lamanya barang jadi disimpan di gudang
- Jangka waktu penerimaan piutang (jika penjualan secara
kredit = Tingkat perputaran piutang)
2.
Besarnya pengeluaran kas rata-rata setiap harinya
Untuk keperluan:
- Pembelian
bahan mentah, bahan pembantu
- Pembayaran
upah buruh, gaji pimpinan, biaya administrasi
- Biaya
lain-lain
Contoh
:
Perusahaan
ABC memproduksi poduk X setiap harinya sebanyak 20 unit. Dalam satu bulan
perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur-unsur biaya yang dibebankan untuk
setiap unit produk tersebut adalah sebagai berikut:
Bahan mentah A seharga $100.00
Bahan mentah B seharga $
25.00
Tenaga kerja langsung $
35.00
Biaya
administrasi setiap bulannya sebesar $ 12,500.00
Gaji pimpinan setiap
bulannya $ 25,000.00
Untuk
membeli bahan mentah A, perusahaan memberikan uang muka kepada suplier bahan
mentah tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan mentah diterima
Waktu
yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah 3 hari dan selanjutnya
atas pertimbangan kualitas barang masih harus disimpan dulu selama 2 hari
Penjualan
produk dilakukan secara kredit dengan syarat pembayaran 5 hari sesudah barang
diambil. Untuk menghadapi pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga, pimpinan
perusahaan menetapkan adanya persediaan kas minimum sebesar $25,000.00
Berapa
besarnya modal kerja yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk dapat
membiayai operasinya secara kontinue?
Jawab :
Periode
perputaran modal kerja
Besarnya
pengeluaran kas rata-rata per hari
Bagian Pokok Modal Kerja
- Bagian
yang tetap atau bagian yang permanen,
yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan
dengan lancar tanpa kesulitan keuangan.
- Jumlah
modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan
di luar aktivitas yang biasa
Sumber Modal Kerja
Kebutuhan modal kerja permanen seharusnya/sebaiknya
dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah
modal kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik perusahaan
akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar jaminan
bagi kreditor jangka pendek
Dapat pula dibiayai dari penjualan obligasi atau jenis
hutang jangka panjang lainnya, perusahaan harus mempertimbangkan jatuh tempo
dari hutang jangka panjang ini, dan beban bunga yang harus dibayar oleh
perusahaan. Sumber – sumber tersebut adalah :
1. Hasil
operasi perusahaan
Adalah
jumlah net income yang nampak dalam laporan perhitungan laba rugi ditambah
dengan depresiasi dan amortisasi
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi
jangka pendek)
3. Penjualan aktiva tidak lancar
4. Penjualan saham atau obligasi
Kebijakan Modal Kerja
Ada dua
pertanyaan mendasar dari kebijakan modal kerja
Berapa
seharusnya jumlah aktiva lancar, baik jumlah total, maupun jumlah setiap pos
aktiva lancar,
Bagaimana
jumlah aktiva lancar tersebut dipenuhi pembiayaannya?
Pendekatan kebijakan modal kerja
1.
Moderate approach
Pembiayaan
investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen dengan sumber daya jangka
panjang (utang jangka panjang dan modal sendiri), dan semua aktiva lancar
temporer (musiman) dibiayai dengan utang jangka pendek
|
|
Aktiva lancar Total aktiva
yang
berfluktuasi
Aktiva
lancar Utang jangka
|
Waktu
2.
Conservative approach
Pembiayaan
investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen serta sebagian aktiva lancar
temporer (musiman) dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian aktiva
lancar temporer dengan utang jangka pendek
|
|
Aktiva lancar Total aktiva
yang
berfluktuasi
Aktiva
lancar Utang jangka
Panjang
|
Waktu
3.
Aggressive approach
Membiayai
investasi aktiva tetap dan sebagian aktiva lancar permanen serta semua aktiva
lancar temporer (musiman) dengan utang jangka pendek
|
|
Aktiva lancar Total aktiva
yang
berfluktuasi
Aktiva
lancar Utang jangka
|
Waktu
PT
Bimoli Indonesia memerlukan jumlah dana dalam tahun yang akan datang sebagai
berikut:
Ditanyakan:
1. Kebutuhan dana rata-rata selama satu tahun
2. Total biaya
pembelanjaan untuk pendekatan agresif, konservatif, dan moderat (trade-off
antara keduanya) jika ongkos pembelanjaan jangka pendek 8% dan ongkos
pembelanjaan jangka panjang 15%
Jawab :
1. Berdasarkan
rencana kebutuhan dana tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kebutuhan dana
permanen setiap bulan adalah sebesar Rp 8.000.000,00. (jumlah minimum). Dengan
demikian pola kebutuhan dana dapat disusun menjadi:
Kebutuhan dana
musiman rata-rata = 23.000.000 / 12 = Rp
1.916.666
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p:
Posting Komentar